WWW.PATROLISULSEL.COM, Mojokerto — Kisah rumah tangga tidak pernah sederhana. IN adalah perjalanan panjang yang dibangun oleh cinta, namun seringkali diuji oleh masa lalu, tekanan hidup, dan dinamika hubungan yang tak terduga. Begitu pula prahara yang kini dialami seorang pria berinisial IN (48), warga asal Bratang, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.
IN menuturkan bagaimana keharmonisan rumah tangganya perlahan goyah setelah munculnya kembali sosok pria lain yang dikaitkan dengan masa lalu istrinya — seseorang yang disebut sebagai anggota TNI, bertugas di Papua.
Menurut penuturan IN kepada redaksi, hubungan rumah tangga mereka awalnya dibangun atas dasar saling menguatkan. Sang istri, yang sebelumnya pernah menjalani biduk rumah tangga selama 20 tahun dengan seorang anggota TNI lainnya, akhirnya menemukan harapan baru bersama IN. Dari hubungan itu, mereka bahkan telah dikaruniai seorang anak yang kini berusia 7 bulan.
Mereka tinggal bersama di sebuah rumah kawasan Perumahan Ghanesha, Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto — tempat yang awalnya menjadi simbol keseriusan untuk membangun keluarga baru.
Namun perjalanan itu tidak berjalan mulus.
IN mengungkapkan bahwa pertengkaran mulai bermunculan seiring aktivitas pekerjaannya sebagai jurnalis, terutama ketika ia kerap memberitakan soal perjudian sabung ayam dan dugaan penyimpangan distribusi BBM Non Subsidi. Dua titik pemberitaan di wilayah Jember dan Lumajang disebut-sebut menjadi pemicu ketegangan.
Menurut IN, sang istri kerap melontarkan kata-kata kasar dan dianggap memberi tekanan psikologis ketika dirinya mengangkat isu-isu sensitif tersebut. Ia juga menuturkan kecurigaannya bahwa istrinya kembali menjalin komunikasi dengan sosok Abdi negara yang dulu pernah hadir dalam kehidupannya.
Ketegangan mencapai puncak ketika sebuah keributan terjadi pada suatu pagi. Tidak lama setelah itu, IN menerima informasi dari rekannya sesama jurnalis bahwa dirinya telah “diusir” dari rumah, dan sang istri meminta agar dirinya tidak lagi dikaitkan dengan sosok bernama Indra.
Kisah IN mengingatkan kita betapa rumitnya hubungan manusia ketika cinta harus berjalan beriringan dengan masa lalu, tekanan ekonomi, dan pekerjaan yang penuh risiko. Konflik rumah tangga seringkali tidak hanya disebabkan oleh perselisihan kecil, tetapi oleh tumpukan masalah yang dibiarkan tanpa penyelesaian.
IN adalah potret dari seseorang yang berusaha mempertahankan rumah tangga, namun pada akhirnya harus menghadapi kenyataan pahit: tidak semua hubungan mampu bertahan ketika kepercayaan mulai retak.
Sebagai masyarakat, kita perlu melihat kisah ini bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memahami bahwa setiap keluarga memiliki pergulatannya masing-masing. Dan bagi mereka yang mengalami situasi serupa, penting untuk mencari ruang dialog, konseling, atau bahkan bantuan hukum jika memang diperlukan.
Rumah tangga adalah perjuangan dua arah. Ketika salah satu berhenti berjuang, maka di situlah perahu mulai oleng.
Komentar